D I W A N AS S Y A F I 'I

 Nasehat Al Imam Syafi'i tentang "Ilmu".

-Tiada kebahagiaan dalam menuntut ilmu kecuali mereka yang ketika belajar dalam kondisi serba kekurangan.
-Ilmu itu bagaikan binatang liar , sedang mencatat adalah pengikatnya. Ikatlah hewan buruanmu dengan tali yang kuat. Adalah bodoh sekali jika anda memburu seekor kijang, kemudian anda lepas begitu saja tanpa tali pengikat.
-Semua ilmu selain ilmu Alquran adalah pengisi kesibukan, kecuali ilmu Hadits, Fiqh dan ilmu-ilmu agama lainnya.
-Ilmu adalah apa yang diterima melalui mata rantai dari seorang guru dan diluar itu adalah bisikan syetan.
-Bersabarlah terhadap kekerasan seorang guru, karena kegagalan mencari ilmu itu terletak pada ketidak sanggupan menghadapi hal itu.
-Barangsiapa tidak pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat, maka ia akan terjerumus kedalam kebodohan yang hina sepanjang hayat.
-Barangsiapa tidak menggunakan masa mudanya untuk belajar, maka bacakan takbir untuknya empat kali ( Shalat jenazahkan ia ).
-Demi Allah, kehidupan pemuda itu harus berbekal Ilmu dan taqwa, Apabila kedua bekal itu tidak dimilikinya maka ia tidak pantas untuk disebut pemuda.
-Jadilah anda seorang Faqih sekaligus Ahli Tasauf, dan jangan menjadi salah satu saja. Sesungguhnya saya, demi Allah berpesan benar kepada anda.
-Ilmu itu merupakan tempat bersemayam segala kemuliaan, maka taburkanlah beraneka kemuliaan. Dan anda harus bersedih bila tempat persemaian itu tidak membuahkan suatu kebanggaan [ kemuliaan ].
-Ketahuilah, bahwa ilmu itu tidak akan didapat oleh seseorang yang cita-cita hidupnya hanya demi makanan dan pakaian.
-Bukanlah dinamakan orang berilmu manakala saat ia mengalami dua kondisi, yaitu saat sengsara atau saat berkecukupan harta lantas menjadi gelisah dan lupa diri.
-Maka mungkin saja suatu saat anda hadir disuatu majlis, lalu jadilah anda pimpinan dan bintang dalam majlis itu.
-Saya merasa cukup dengan ber modalkan Ilmu saja, asal bermanfaat. Sebab tidak ada derajat kehinaan bagi seseorang kecuali sifat rakus.
-Setiap malam aku terjaga untuk memeras ilmu, sungguh terasa lebih nikmat daripada suara biduwanita dan romantisnya berpelukan.
-Suara goresan penaku diatas lembar kertas terasa lebih manis daripada belaian kasih sayang dan kerinduan.
-Dan tatkala tulisan tintaku berada diatas lembaran kertas, itu lebih nikmat daripada lembutnya kecupan seorang gadis.
-Dan semangatku untuk memecahkan kesulitan belajarku lebih aku senangi daripada minuman yang paling lezat.
-Dan ditengah keheningan malam aku senantiasa terjaga, sementara anda tidur lelap. Namun anda berharap/berhayal mengikuti jejakku, bagaimana mungkin ?.
-Seandainya kesejahteraan hidup itu diperoleh semata-mata dengan berhayal, tentu aku akan menggantungkan nasib kebintang-bintang nan jauh disana.
-Akan tetapi, siapa yang diberi keutamaan/kelebihan ilmu, tertutuplah peluang untuk jadi orang kaya. Sebab keduanya merupakan dua
kutup yang bertolak belakang.
-Sudah menjadi ketentuan hukum Allah yaitu bersusah-susah hidup bagi seorang pencari/pemilik ilmu dan sebaliknya senang hidup bagi seorang yang tak berilmu.
-Sesunggunya seorang perantau itu
( dalam mengembara cari ilmu ) selalu dihantui perasaan takut seperti takutnya seorang pancuri, perasaan rendah hati seperti orang ditagih huang dan perasaan tidak berdaya bagaikan barang jaminan.
-Ilmu selalu menyertaiku dimana saja aku berada, ia tersimpan dalam hatiku dan tidak tersimpan dalam peti.
-Dan apabila aku kepasar maka ia pun ikut kepasar.
-Seseorang ingin mempraktekkan/mengamalkan ilmunya, lalu terjadi musibah tanpa sengaja. Maka hal itu lumrah saja, sebagaimana orang yang tha'at berbaktipun suatu saat melakukan kesalahan-kesalahan.
-Sesungguhnya yang disebut seorang faqih itu adalah orang yang faham tentang perbuatannya, bukan sekadar paham dengan ucapan dan tutur katanya.
-Belajarlah, karena tiada seorangpun yang dilahirkan dengan membawa ilmu. Dan jelas tidak sama antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh.
-Orang yang ditokohkan namun tidak berilmu akan tampak kecil dalam percaturan luas. Sebaliknya orang yang tak terpandang, namun berilmu akan tampak kebesarannya dalam pertemuan-pertemuan penting.
-Ilmu sulit didapat bagi orang yang kehidupannya selalu disibukkan dengan urusan keluarga.
-Ilmu sulit didapat kecuali bagi mereka yang masih bebas dari kesibukan dan hal lain yang memerlukan penanganan.
-Saya amati, ternyata orang yang punya ilmu itu mulia kendatipun ia dilahirkan oleh orang tua yang tak punya nama.
-Ilmu sentiasa mengangkat seseorang menjadi agung dimata masyarakat.
Mereka dijadikan panutan dalam segala hal, bagaikan penggembala yang selalu diikuti oleh hewan/binatang peliharaannya.
-Tanpa ilmu seseorang tak mungkin memperoleh kebahagiaan. Dan tak mungkin mengetahui yang halal dan yang haram.
-Dengan segala keunggulan, ilmu akan menjadikan semua manusia sebagai pelayan bagi orang yang mau menjadi pelayan ilmu itu.
-Maka wajiblah ilmu itu dipelihara, sebagaimana manusia menjaga darah dan kehormatan dirinya.
-Orang yang telah memperoleh ilmu, kemudian ilmu itu diobral begitu saja kepada orang yang tidak sepatutnya, maka itulah perbuatan aniaya yang sangat nyata.
-Hai kawan, engkau tidak akan mencapai ilmu kecuali dengan 6 syarat, akan kujelaskan rinciannya dengan amat singkat.
Cerdas, Semangat, Shabar, Cukup biaya, Bimbingan guru ( ustadz ), dan Waktu yang agak lama.
__~__
Ahad
28/ 11 \21 00:27 wib.
Aswady chairullah.

Komentar

  1. Sekarang saya yang baca ini , lagi berjaga untuk ikut mu wahai Imam..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak batal puasa Menurut fiqh

Kisah Abu Bakar r.a

Kisah Hudzaifah dan Umar