30 PERAWI HADITS
1.IMAM AL-THABRANI DAN
KITAB AL-MU’JAM AL-SHAGIR
1. PENDAHULUAN
Dalam sejarah penulisan kitab-kitab hadis ada beberapa metode yang ditempuh ulama, diantaranya ; metode jami’, sunan, muwatta’at, mustadrak, mustakhraj, musnad, mu’jam, atraf dan lain sebagainya. Para ulama dalam menentukan pilihan metodenya tentu saja dilandasi berbagai argumentasi dan latar belakang yang berbeda-beda.
Berkenalan dengan al-Thabrani dan karya-karyanya, khususnya kitab mu’jam : al-Mu’jam al-kabir, al-Mu’jam al-Ausat dan al-Mu’jam al-shagir (al-Mu’jam al-Salasah), mengingatkan bahwa dialah pioner atau arsitek penulisan kitab hadis dengan metode mu’jam. Bahkan sebagian ulama berpendapat, jika disebut istilah mu’jam, maka yang dimaksud adalah mu’jam al-Thabrani. Anggapan yang demikian memang tidak selamanya salah, mengingat sampai saat ini belum ada kitab mu’jam yang dapat menandingi Mu’jam al-Thabrani.
Dipilihnya al-Mu’jam al-Shagir, bukan al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-ausat dengan alasan ; kitab ini secara umum banyak beredar di masyarakat dan lebih populer dibandingkan dengan kedua kitab mu’jam sebelumnya, bahkan untuk kedua mu’jam yaitu al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-Ausat sangat sulit didapatkan, karena sebagian masih berbentuk manuskrip.
2. BIOGRAFI SINGKAT AL-THABARANI
Nama lengkap beliau adalah Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthair al-Lakhmi al-Yamani al-Thabrani. Kunyahnya Abu al-Qasim. Beliau dilahirkan di Akka pada tahun 260 H, bulan shofar, ditengah-tengah keluarga yang terhormat, dari kabilah Lakhm suku Yaman yang berimigrasi ke Quds (Palestina) dan menetap di sana. Sedangkan ibunya termasuk suku Akka.
Al-Thabrani mulai belajar hadis pada usia muda, ketika masih berumur 13 tahun, tepatnya pada tahun 273 H. Pada tahun 274 H, beliau berkelana ke Quds (Palestina) dan Syam untuk menghafal al-Qur’an dan belajar berbagai ilmu pengetahuan dan agama. Hal yang sama juga dilakukan di Qaisariyah pada tahun 274 H.
Upaya untuk mencari ilmu terus dilakukan oleh al-Thabrani dengan berkelana dari suatu tempat ke tempat yang lain. Ia mengunjungi Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Iran, Semenanjung Arab Saudi, serta Afghanistan sekarang ini dan lain sebagainya disekitar negeri-negeri Persia. Ia menghabiskan waktu kurang lebih tiga puluh tahun dalam mempelajari hadis Nabi.
Al-Thabrani juga mengunjungi Asfahan pada tahun 290 H. Setelah menyelesaikan studinya ke berbagai wilayah, beliau kembagi lagi ke Asfahan, dan menetap di sana sampai akhir hanyatnya selama lebih dari setengah abad. Al-Thabrani meninggal di Asfahan pada 28 Zulqa’idah tahun 360 H dalam usia seratus tahun sepuluh bulan. Beliau dimakamkan di samping kubur Hamamah al-dausi, seorang sahabat Rasulullah Saw.[1]
Guru-guru beliau cukup banyak, bahkan menurut catatan al-Zahabi mencapai lebih sari seribu orang. Diantaranya adalah Hasyim bin Murtsid al-Thabrani, Ahmad bin Mas’ud al-Khayyat, ’Amr bin Abi Salmah al-Tunisi, Ahmad bin ’Abdillah al-Lihyani, ’Amr bin Tsaur, Ibrahim bin Abi Sufyan, Abi Zur’ah al-Dimasyqi, Ishaq bin Ibrahim al-Dabiri, Idris bin Ja’far al-’Athar, Basyar bin Musa, Hafsh bin Umar, ’Ali bin ’Abdil ’Aziz al-Bagawi, Miqdam bin Dawud al-Ru’Yani, Yahya bin Abi Ayyub al-’Allaq, 'Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Abi Maryarn, Ahmad bin ‘Abdul Wahhab al-Hauthi, Ahmad bin Ibrahim bin Fil al-Balisi, Ahmad bin Ibrahim al-Busri, Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim bin Nabith al-Asja'i dan lain-lain.
Sedangkan rnurid-muridnya antara lain; Ahmad bin Muhammad bin Ibrahm al-Sahhaf, Ibn Mandah, Abu Bakar bin Mardawih, Abu ‘Umar Muhammad bin al-Husain al-Basthami, Abu Nu'aim al-Ashbahani, Abu al-Fadhl Muhammad bin Ahmad al-Jarudi, Abu Sa’id al-Naqqas, Abu Bakr bin Abi ‘Ali al-Dzakwani, Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Azdi, Abu Bakar Muhammad bin Zaid dan lain sebagainya Al-Thabrani juga mempunyai beberapa guru yang pada kesempatan lain rneniadi muridnya, di antaranya Abu Khalifah al-Jumahi dan al-Hafidh ibn ‘Uqdah.
Beberapa ulama telah mernberi komentar terhadap pribadi al-Thabrani. Al-Hafidh Abu al-‘Abbas ibn Mansur al-Syirazi mengemukakan bahwa dirinya telah menulis 300.000 hadis dari al-Thabrani dan ia tsiqah. Sedangkan menurut Abu Bakar bin Abi ‘Ali bahwa al-Thabrani orang yang terkenal ilmunya, pengetahuannya luas dan banyak karya-karyanya, dan konon di akhir hayatnya ia buta. Sedangkan menurut Sulaiman bin Ibrahim, al-Thabarani adalah seorang penghafal hadis sekitar 20.000 sampai 40.000 hadis.
Adapun menurut Abu ‘Abdillah ibn Mandah bahwa al-Thabrani adalah salah satu penghafal yang sangat terkenal. Sedangkan menurut Abu al-Husain Ahmad bin Faris al-Lugawi yang dinisbatkan kepada Ibn al-Amid, al-Thabrani dalam hal hafalan lebih unggul dibanding al-Ji’abi, sedangkan Abu Bakar sendiri lebih unggul dari pada al-Thabrani dalam hal kepintaran dan kecerdasannya.
Dari penilaian para ulama di atas menunjukkan bahwa mayoritas ulama mengakui keadilan dan kapasitas intelektual yang tinggi terhadap al-Thabarani. Sehingga sebagai karir puncaknya dalam bidang hadis al-Thabrani meraih gelar al-Hafid, suatu gelar ahli hadis dalam level yang cukup tinggi.
3. KARYA-KARYA AL-THABRANI
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa at-Thabrani adalah ularna yang mempunyai atensi cukup besar dalam pengembangan ilmu, yang mengantarkannya menjadi ulama yang sangat produktif. Di antara karya-karya tersebut adalah :
1. Musnad al-Asy’ari
2. Musnad al-Syamiyyin
3. Al-Nawadir
4. Fawa’id
5. Musnad Abu Hurairah
6. Musnad ‘Aisyah
7. al-Tafsir
8. Du’a
9. Dala’il al-Nubuwwah
10. Ahadits al-Tiwal
11. Musnad Syu’bah
12. Hadis A’masy
13. Hadis Auza’i
14. Hadis Syaiban
15. Hadis Ayyub
16. ‘Asyrah al-Nisa’
17. Musnad Abu Zar
18. Al-Ru’yah
19. Al-Jud
20. Fadl Ramadan
21. Al-Fara’id
22. Al-Radd ‘ala al-Mu’tazilah
23. Al-Salih ‘ala al-Rasul
24. Ahadis Zuhri min Anas
25. Ahadis Ibn al-Munkadir ‘ala al-rasul
26. Hadis man Kadzab
27. Akhbar ‘Uma ‘il
28. Kitab al-Sunnah
29. Al-Ramy
30. Al-Manasiik
31. Ma’rifah al-Sabahab
32. Al-‘Ilm
33. Fad al-‘Arab
34. Manaqib Ahmad
35. Kitab al-Asyribah
36. Kitab al-Uluwiyah fi Khilafah Abi Bakr wa ‘Umar
Dari sekian banyak karya al-Thabrani yang paling popular atau terkenal adalah ketiga Mu’jam-nya, yaitu al-Mu'jam al-Kabir, al-Mu'jam al-Ausat, dan al-Mu'jam al-Sagir.
Komentar
Posting Komentar